Memang, trading saham cenderung lebih sulit dibandingkan dengan investasi. Bagaimana tidak, trader mesti peka terhadap kondisi global yang mempengaruhi pergerakan saham. Untuk itu, trader mesti memakai analisis teknikal untuk mengartikan instabilitas harga yang berbentuk grafis. Nah, saat ini ada berbagai indikator teknikal yang bisa digunakan, salah satunya indikator RSI saham.
Indikator yang dikembangkan oleh Welles Wilder ini termasuk indikator yang populer digunakan para trader yang berkecimpung dalam dunia bisnis. Sebab, indikator ini sangat praktis dan mudah untuk digunakan. Meskipun demikian, namun juga bisa mengirim informasi yang menyesatkan. Lantas, apa sebenarnya RSI saham itu? Untuk mengetahui lebih dalam mengenai RSI saham, simaklah informasi berikut ini:
Pengertian RSI Saham
Relative Strength Index dapat diartikan sebagai indikator teknikal yang bisa diaplikasikan dalam analisis pasar keuangan, utamanya saham. Indikator ini dapat mengukur tingginya perubahan price dalam waktu tertentu guna menyelidiki kondisi di pasar keuangan apakah sudah mencapai titik oversold atau overbought.
Oversold dan overbought adalah istilah yang dipakai untuk mengukur terjadinya pembalikan arah. Nah, indikator RSI ini bermanfaat untuk mengidentifikasi level dari Oversold dan overbought untuk aset investasi dan sebagai sinyal bagi tampilnya peluang trading. Indikator relative strength index juga berguna sebagai parameter momentum, yakni mengukur pergerakan harga.
Relative Strength Index sendiri termasuk indikator teknis tipe osilator, dimana dapat bersosialisasi dalam dua batas yakni diatas dan dibawah titik tengah untuk memperkirakan momentum dari sebuah tren. Jika terjadi peningkatan momentum, maka menandakan bahwa saham sedang dibeli secara aktif. Sementara, jika timbul penurunan makan akan terindikasi melemahnya tren saham yang bersangkutan.
Cara Trading Menggunakan Indikator RSI Saham
Memang, indikator RSI itu bermanfaat untuk menentukan level dari Oversold dan overbought, dan juga mengamati kemungkinan pergantian arah trend. Hanya saja, bagi para pebisnis pemula yang ingin melakukan trading terkadang sulit untuk menggunakan indikator RSI. Maka dari itu, berikut ini akan dijelaskan beberapa cara trading saham menggunakan indikator RSI.
1. Memperhatikan level tengah pada indikator
Berbagai indikator tipe oscillator pastinya mempunyai level tengah atau atau centerline yang berada pada level 50%. Salah satu indikator yang memiliki 50% adalah indikator relative strength index. Hanya saja, kebanyakan para trader sering mengabaikan center line tersebut. Padahal center line pada suatu indikator menandakan momentum pergantian arah pergerakan harga.
Meskipun demikian, ketika relative strength index memasuki center line ke arah atas, maka akan menandakan sinyal membeli, begitu pun sebaliknya. Jika memasuki center line ke arah bawah, maka menandakan sinyal menjual. Maka dari itu, center line sangat perlu diperhatikan ketika ingin menjalankan trading saham.
2. Menyesuaikan Penggunaan Parameter Indikator dengan Time Frame Trading
Cara trading saham menggunakan indikator RSI selanjutnya adalah menyesuaikan penggunaan parameter indikator dengan time frame trading. Tentu, berbagai indikator tipe oscillator termasuk indikator relative strength index memiliki periode waktu default yakni 14.
Pencipta dari indikator RSI ini yaitu Welles Wilder menyarankan untuk memakai periode 14 pada time frame. Apabila semakin kecil waktu pengukuran, maka bisa semakin sensitive. Maka dari itu akan menyulitkan pengamatan. Sementara apabila periode waktu semakin besar, maka dapat semakin kurang sensitif. Maka dari itu akan mempengaruhi akurasi pengukuran.
Itulah penjelasan lengkap terkait dengan indikator RSI saham dalam dunia bisnis. Jadi para trader tidak akan mengalami kesulitan dalam mengukur pergerakan harga yang sedang terjadi di pasar keuangan.
Baca Juga: 5 Daftar Broker Forex Yang Terdaftar Di Bappebti, Terjamin Keamanannya